antara fangirl histeris dan pembaca sotoy.

Sunday 20 January 2013

The Golden Compass


Halo. Masih inget The Golden Compass? Filmnya Dakota Blue Richards sama Nicole Kidman dkk dkk. Filmnya bagus, tapi buatku sebagai anak SD gataukelasberapa waktu itu, aku nggak ngerti filmnya, wtf banget. Ini tentang apaa??

Tapi beberapa minggu lalu aku dikasih buku The Golden Compass sama kakak sepupuku. Bukunya kutaruh di meja begitu aja karena aku masih baca The Serpent's Shadow (!!!). Aku berusaha gak berpikiran negatif apapun sama bukunya. Kata orang-orang kan jangan ngebandingin buku sama film karena itu adalah dua karya seni yang berbeda? Meskipun akhirnya kita bandingin juga.

halo DBR

Tapi buku The Golden Compass jauh lebih keren daripada filmnya. HAHA maaf. <- munafik.

In case you forget the story: Lyra Belacqua anak bandel yang tinggal di sebuah universitas di Oxford, (menurutnya) orangtuanya meninggal di sebuah ekspedisi kutub utara. Dia selalu pengen menjelajah kutub utara seperti omnya Lord Asriel yang misterius, tapi caranya bukan: menguping pembicaraan misterius, dibawa pergi sama tante-tante girang mencurigakan-yang-ternyata-agak-psycho-yang memimpin operasi penculikan-anak-yang-menculik-sahabat-Lyra, ikut rombongan gipsi yang hidup di atas perahu, dan melibatkan kompas yang bisa menjawab semua pertanyaan dan beruang kutub yang serem. Di perjalanan, dia mulai mengetahui kebenaran satu persatu, siapa orangtua dia sebenarnya, apa tujuan operasi penculikan itu, dan yang paling besar: apakah dunia paralel itu ada?

Dunianya Lyra adalah dunia dimana setiap manusia punya daemon, yaitu separuh jiwa kita dalam bentuk binatang. Waktu manusianya masih anak-anak, daemon bisa berganti-ganti wujud terus, tapi akan menetap dalam satu bentuk ketika udah dewasa. Meskipun begitu, interaksi antar manusia dan daemon punya orang lain itu dianggap tabu. Manusia dan daemon itu udah satu paket, jadi ketika Lyra ketemu sama anak laki-laki yang ga punya daemon di jalan, itu kayak ngeliat "seseorang tanpa wajah, atau seseorang yang rusuknya terbuka". Hubungan emosi manusia dan daemon juga kerasa banget.

Judul aslinya terbitan UK adalah Northern Lights, tapi di Amerika diganti jadi The Golden Compass

Ngebaca ceritanya bikin aku ngerasa masuk ke dalam dunianya Lyra, menjadi Lyra yang lincah dan pengen tau banget. Aku jadi pengen tahu terus apa yang bakal kejadian selanjutnya. Emang di bagian-bagian awalnya waktu mereka ngediskusiin tentang Dust itu teoritis dan ngebosenin banget, tapi begitu masuk bagian petualangan udah nggak lagi.

Meskipun ini dianggap 'children's book' sekelas Harry Potter, menurutku isinya jauh lebih kompleks daripada itu. Karena ada masalah politik juga, kayak Mrs. Coulter dan magisterium itu, sama waktu seseorang berusaha meracuni seseorang yang lain (hmm siapa ya). Buku ini dianggap kontroversial dan anti-church karena (aku liat di review Goodreads) tersirat di beberapa bagian bahwa Phillip Pullman menempatkan gereja sebagai tokoh antagonis karena ketakutan yang berlebihan akan Dust, sehingga mereka mengizinkan operasi penculikan itu. Jadi menurutku buat young adult lah.

Dan ada triloginya!! Nyebelin juga sih karena bacanya jadi ngegantung-gantung gitu-__- aku aja belum khatam baca trilogi Inkworld, karena stop sampe Inkheart aja sejak beberapa abad yang lalu. Tapi semoga buku selanjutnya, The Subtle Knife dan Amber Spyglass bisa menjawab yang tak terjawab dan tambah seru.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

© 2011 Pandora's Review, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena